Kamis, 05 Januari 2012

Konflik antara Suku Dayak dan Suku Madura

Konflik Sampit
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.

Latar belakang
Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas. Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim bahwa ini disebabkan oleh serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura.

Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang. Selain itu, juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000.
Versi lain mengklaim bahwa konflik ini berawal dari percekcokan antara murid dari berbagai ras di sekolah yang sama.
Pemenggalan kepala
Sedikitnya 100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh suku Dayak selama konflik ini. Suku Dayak memiliki sejarah praktik ritual pemburuan kepala (Ngayau), meski praktik ini dianggap musnah pada awal abad ke-20.
Respon
Skala pembantaian membuat militer dan polisi sulit mengontrol situasi di Kalimantan Tengah. Pasukan bantuan dikirim untuk membantu pasukan yang sudah ditempatkan di provinsi ini. Pada 18 Februari, suku Dayak berhasil menguasai Sampit. Polisi menahan seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah satu otak pelaku di belakang serangan ini. Orang yang ditahan tersebut diduga membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit. Polisi uga menahan sejumlah perusuh setelah pembantaian pertama. Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya sambil meminta pelepasan para tahanan. Polisi memenuhi permintaan ini dan pada 28 Februari, militer berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan, namun kerusuhan sporadis terus berlanjut sepanjang tahun.

Konflik antara Suku Dayak dan Suku Madura
Konflik antaretnik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok yang berbeda etnik, karena diantara mereka memiliki perbedaan dalam sikap, kepercayaan, nilai, atau kebutuhan (Liliweri, 2005:146).
Sebuah penelitian mengenai konflik antara Suku Dayak dan Suku Madura pernah dilakukan oleh Yohanes Bahari pada tahun 2005, penelitian tersebut berjudul Resolusi Konflik berbasis Pranata Adat Pamabakng dan Pati Nyawa pada Masyarakat Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat. Hasil penelitian tersebut salah satunya menyebutkan bahwa konflik-konflik kekerasan yang terjadi antara Suku Dayak dan Suku Madura disebabkan oleh faktor-faktor struktural yang dilandasi oleh faktor faktor kultural; apabila faktor-faktor struktural dan kultural ini tidak diatasi dengan tuntas dan sepanjang resoluasi konflik tidak mengedepankan resolusi yang berbasis pada budaya dan kepercayaan masyarakat maka konflik kekerasan diperkirakan akan terus berulang (2005 : vi).
Yohanes juga menyebutkan bahwa konflik kekerasan antara Suku Dayak dan Suku Madura di Kalimantan Barat selama ini memang tidak terlepas dari adanya tradisi kekerasan dalam Suku Dayak, namun sebenarnya bukan tradisi ini yang menjadi penyebab utama konflik melainkan lebih sebagai akibat dari adanya pemanfaatan oleh pihak-pihak lain yang menginginkan kekerasan terjadi di Kalimantan Barat. Selain itu, oleh mereka sendiri kekerasan tidak pernah dikaitkan dengan isu-isu keagamaan (2005:312-313).
Di sisi Suku Madura, perilaku dan tindakan orang Madura yang tinggal di Kalimantan Barat, baik yang sudah lama maupun masih baru tidak banyak berbeda dengan perilaku dan tindakan mereka di tempat asalnya di pulau Madura. Orang Madura biasanya akan merespon amarah atau kekerasan berupa tindakan resistensi yang cenderung berupa kekerasan pula (Yohanes Bahari, 2002:314). Karena itu, kecenderungan kekerasan ini pulalah yang mudah dipicu untuk menimbulkan konflik dengan suku lain.
Penelitian lainnya yang peneliti angkat sebagai referensi untuk penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Julia Magdalena Wuysang. Wuysang (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Stereotip etnik, Prasangka Sosial dan Kecenderungan Berperilaku terhadap Jarak Sosial Antaretnik Melayu dan Etnik Madura di Kota Pontianak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam interaksi antara Etnik Melayu dan Etnik Madura, salah satu pesan yang disampaikan yakni ciri, sifat, dan atribut negatif yang dilekatkan pada suatu etnik tertentu. Perasaan negatif terhadap etnik lain ini merupakan prasangka yang akan menjadi penghambat komunikasi. Padahal, perasaan negatif tersebut sebenarnya muncul dari perbedaan persepsi karena perbedaan penafsiran pesan yang dibawa komunikator dan komunikan hingga akhirnya memperbesar jarak sosial.
Wuysang juga menemukan bahwa individu dari kedua etnik itu memiliki kecenderungan berperilaku diskriminatif dalam mereaksi pesan dari etnik lain, misalnya etnik Melayu cenderung berperilaku diskriminatif terhadap etnik Madura, atau sebaliknya. Hal tersebut dilakukan dengan kecenderungan untuk tidak menerima komunikator etnik lain dengan berbagai cara.
Dalam kesimpulannya, Wuysang meyatakan bahwa stereotip etnik, prasangka sosial dan kecenderungan berperilaku diskriminatif yang ada di antara etnik akan memperbesar jarak sosial antaretnik. Sedangkan faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi jarak sosial antara kedua etnik itu adalah : faktor budaya asal, orang tua, kelompok pergaulan dan guru, kepribadian individu, tingkat pendidikan, pekerjaan, perkawinan, media massa, tempat tinggal, pemukiman dan lama tinggal, serta pola-pola interaksi intraetnik dan antaretnik. Dari penelitian tersebut, Wuysang memperoleh beberapa konsep, yakni :
1.Perbedaan karakteristik etnik merupakan hal yang alami, esensinya adalah mencari dan mengembangkan persamaan di dalam hubungan antar etnik;
2. Mengenali hambatan di dalam komunikasi antarbudaya dapat mengeliminir akibat yang ditimbulkannya.
Selain penelitian yang berkaitan dengan penyebab konflik, peneliti juga melakukan kajian pustaka terhadap kondisi setelah konflik. Salah satu yang menarik dan sangat relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Agus Sikwan pada tahun 2003. Penelitian tersebut berjudul Model Program Pemberdayaan Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Pengungsi Etnik Madura Asal Sambas di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Empowerment Program Model to Increase The Welfare of Madurese Refugees from sambas In Pontianak, West Kalimantan). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pengungsi Etnik Madura asal Sambas yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah setempat (aparat birokrasi) tidak melibatkan partisipasi aktif seluruh masyarakat pengungsi secara luas dalam setiap kegiatan program pemberdayaan. Padahal, pembangunan masyarakat (dalam hal ini adalah pengungsi) adalah proses yang dirancang untuk menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka, serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri. Jadi, pemerintah membuat program tanpa meminta masukan dari pengungsi, hingga akhirnya program-program tersebut tidak relevan bagi pengungsi.
Penelitian Sikwan ini secara tersirat menunjukkan bahwa pada akhirnya pengungsi etnik Madura harus memutuskan sendiri hal-hal apa yang harus mereka lakukan baik secara sosial maupun ekonomi untuk dapat kembali kepada kehidupan yang normal. Bagi saya, hasil penelitian Sikwan ini menyiratkan bahwa dalam berkomunikasi dan menjalin kembali hubungan dengan etnik lain, khususnya Dayak dan Melayu, pengungsi Etnik Madura ternyata tidak dibimbing dan dibina oleh aparat pemerintah sebagai pelaksana program pemberdayaan. Etnik Madura bergerak atas prakarsa dan kemauan mereka sendiri, karena program-program yang dilakukan pemerintah tidak mencakup bagaimana mereka dapat kembali bersosialisasi dengan etnik lain.
Penelitian-penelitian berkaitan dengan konflik antaretnik Dayak dan Etnik Madura yang saya paparkan di atas belum ada yang menyentuh mengenai upaya pengelolaan kesan yang dilakukan kedua etnik dalam rangka menjalin kembali komunikasi di antara mereka. Oleh Karena itu, penelitian mengenai pengelolaan kesan tersebut perlu dilakukan. Selain untuk memperkaya khasanah penelitian mengenai komunikasi yang berkaitan dengan konflik antaretnik, penelitian mengenai pengelolaan kesan ini juga akan membantu lembaga-lembaga yang bertugas memperbaiki kondisi pascakonflik untuk mengambil langkah-langkah terbaik


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sampit
http://irafirmansyah.wordpress.com/2008/11/25/berbagai-penelitian-tentang-konflik-dayak-madura/

Rabu, 04 Januari 2012

BAB 9 Strategi Periklanan dan Promosi

BAB 9 Strategi Promosi dan Periklanan

Pengertian Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran menjadi topik awal bahasan mengingat perannya sebagai dasar bagi kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan-kegiatan promosi itu, disebut juga bauran promosi, meliputi periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan, hubungan masyarakat, publisitas, dan pemasaran langsung. Dari ke enam kegiatan tersebut, bahasan yang terbanyak ditujukan pada kegiatan periklanan mengingat penggunaannya yang sangat luas di samping adanya keterbatasan ruang dalam buku ini.
Rencana promosi, kemudian diadopsi untuk rencana periklanan, juga dibahas, meliputi delapan tahap, yaitu: (1) penentuan tujuan promosi, (2) pengidentifikasian pasar sasaran, (3) penyusunan anggaran, (4) pemilihan pesan, (5) penentuan bauran promosi, (6) pemilihan bauran media, (7) pengukuran efektivitas, dan (8) pengendalian dan pemodifikasian kampanye promosi. Beberapa tahap, khususnya tahap penyusunan anggaran dan tahap pemilihan media dibahas secara lebih ditail disertai contoh penerapan dengan menggunakan model kuantitatif seperti linear programming.
Kerangka AIDA dan Model Hierarki Pengaruh dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi seberapa efektif suatu kampanye promosi atau periklanan itu dapat dicapai; pada akhirnya bermuara dalam bentuk pendorongan atau pembangkitan pembelian oleh konsumen. Konsumen akhir atau konsumen perdagangan seperti pengecer, akan menentukan strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan, apakah strategi menarik atau strategi mendorong.

PROMOSI PENJUALAN
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

PEMASARAN LANGSUNG
Penjualan tatap muka adalah kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara mendatangi ke tempat konsumen berada, oleh seorang wiraniaga/salesperson. Dengan adanya kontak langsung antara wiraniaga dan konsumen, maka terjadilah komunikasi dua arah.
Sifat-sifat penjualan tatap muka adalah sebagai berikut :
1. personal atau adanya kontak langsung dengan konsumen
2. tanggapan langsung atas pertanyaan/reaksi konsumen
3. mempererat hubungan dengan konsumen, apabila sikapnya memuaskan
4. biaya operasionalnya cukup tinggi

Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.

Menurut IPRA (International Public Relations Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi

Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.

Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.

Fungsi humas

Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :
   1. memberikan penerangan kepada publik,
   2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
   3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.

Periklanan atau Promosi (Advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi biasanya mencakup nama prodak atau layanan dan bagaimana prodak dan layanan itu bisa bermanfaat bagi pembeli, untuk mengajak calon pembeli potensial untuk membeli atau mengkonsumsi prodak tertentu. Promosi atau pengiklanan modern berkembang bersamaan dengan berkembangnya produksi masal pada pertengahan abad ke 19 dan awal abad ke 20.
Para pemasang iklan komersial sering mencari cara untuk meninkatkan konsumsi produk atau pelayanan mereka dengan cara pelabelan, dengan cara pengulangan gambar atau nama produk atau layanan mereka dengan tujuan untuk mengkaitkan kualitas produk dengan labelnya dalam ingatan pembeli. Berbagai macan media dapat digunakan untuk mengirimkan iklan meliputi tradisional media seperti Koran, majalah, radio, televisi, papan pengumunan dan surat secara langsung. Iklan bisa saja dilakukan oleh biro jasa periklanan atas nama perusahaan atau organisasi lain.
Organisasi-organisasi yang mengeluarkan uang untuk jasa periklanan selain produsen produk barang jasa juga bisa meliputi partai politik, kelompok-kelompok hobi, organisasi-organisasi keagamaan dan badan-badan pemerintah.Sedangkan untuk organisasi-organisasi sosial non profit bergantung pada model persuasi atau promosi geratis, seperti iklan layanan masyarakat.
Uang yang dikeluarkan untuk jasa periklanan telah berkembang beberapa tahun terahir

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat
http://fabyola-andarina.blogspot.com/2011/11/strategi-promosi-dan-periklanan.html
http://id.shvoong.com/business-management/advertising-press-release/2028132-pengertian-dan-fungsi-periklanan/#ixzz1iXq13Cbx

BAB 8 Stretegi distribusi (posting 8)

BAB 8 Strategi Distribusi


Saluran distribusi menghubungkan pemasok dan produsen dengan pengguna akhir barang atau jasa. Saluran distribusi yang efektif dan efisien memberikan keunggulan strategis yang penting bagi para anggota organisasi atas saluran-saluran pesaingnya. Strategi distribusi berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya. Sebagian produsen memasarkan produknya secara langsung kepada pengguna akhir dari barang dan jasa tersebut, sedangkan sebagian lagi memasarkannya melalui satu atau lebih saluran distribusi. Berbagai saluran perantara independen (misalnya, grosir, pengecer) melakukan fungsi distribusi yang sebenarnyay
Escada A.G. adalah sebuah produsen terkemuka dalam mode pakaian wanita kelas wahid.1 Perusahaan Jerman ini mengalami pertumbuhan yang tinggi selama tahun 1980-an dan pada tahun 1992 memperoleh penjualan di atas $800 juta. Distribusi yang cepat ditambah dengan desain mutakhir merupakan kontribusi penting bagi keberhasilan Escada di pasar. Ada hubungan langsung dari pabrik ke pengecer. Desain-desain Escada menawarkan lebih banyak variasi dari pesaingnya, tetapi warna pakaian tidak berubah sehingga para konsumen mungkin akan menambah koleksi pakaian mereka setiap tahun. Pabrik Escada sebanyak 40 buah yang beroperasi secara otomatis di Bavaria menghasilkan 6 juta potong pakaian tiap tahun dengan waktu tunggu yang sangat singkat. Para konsumen yang merasa puas menyebutkan pembuatan dan perhatian bermutu tinggi dari segala aspek sebagai ciri penting dari garmen buatan Escada. Mula-mula Escada mendistribusikan produk-produknya di Amerika Serikat melalui toko-toko swalayan dan butik eceran. Strategi penjualan secara eceran melalui toko-toko eceran, toko serba ada, dan butik-butik, ditambah dengan outlet-outlet pabrik milik perusahaan Escada sendiri merupakan perhatian utama dengan para pengecernya yang independen. Misalnya, di New York butik Escada berlokasi di blok yang sama dengan Bergdorf-Goodman dan Saks Fifth Avenue, yang mempunyai bagian untuk menjual produk-produk Escada. Para pengecer ini dan pengecer lainnya membantu Escada membangun mereknya. Pihak manajemen mempunyai rencana utama membuka toko-toko sendiri di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Lebih dari 40 toko Escada dibuka di Amerika Serikat dari tahun 1990 sampai 1992.
Kendati sebagian produsen mendistribusikan sendiri produk-produknya secara langsung kepada konsumen atau pengguna akhir dengan menggunakan armada penjualan, namun banyak produsen menggunakan perantara pemasaran yang melakukan semua atau sebagian fungsi distribusi. Sebuah strategi distribusi yang baik mensyaratkan analisis penetrasi dari alternatif yang ada untuk memilih jaringan saluran yang paling sesuai. Keputusan mengenai saluran distribusi merupakan hal yang penting bagi organisasi dengan rentang industri yang luas. Suatu strategi saluran sebuah perusahaan dapat mencakup hal-hal berikut: (1) mengembangkan dan mengelola saluran; atau (2) memperoleh jalan bagi produsen, grosir, atau pengecer untuk masuk ke dalam suatu saluran khusus.
Pertama kita coba melihat peranan saluran distribusi dalam strategi pemasaran dan membahas beberapa isu strategi saluran. Kemudian, kita akan mengulas proses pemilihan tipe saluran, dengan menentukan intensitas distribusi, dan memilih bentuk saluran organisasi. Menyusul pembahasan mengenai pengelolaan saluran distribusi. Selanjutnya, kita akan melihat distribusi melalui saluran internasional. Pada akhirnya, kita akan menyoroti beberapa kecenderungan penting dalam strategi distribusi di tahun 1990an.

Suatu jaringan distribusi yang baik menciptakan keunggulan bersaing yang kuat bagi organisasi The Limited (untuk pakaian), Deere & Company (untuk alat-alat pertanian), dan Snap-On Tools, Inc. (untuk peralatan mekanik manual) memiliki kesamaan dalam strategi pemasaran mereka. Masing-masing mempunyai saluran distribusi yang telah berkembang dengan baik. Hal itu merupakan suatu faktor utama yang membantu kinerja perusahaan. The Limited mengelola seluruh sistem yang mempunyai nilai tambah dari jaringan global para pabrikan garmen sampai toko-toko eceran milik perusahaan. Deere mempunyai sekelompok dealer yang kuat di seluruh dunia untuk alat-alat pertanian. Snap-On Tools mempunyai dealer mobil gerbong yang menghubungkannya langsung dengan para konsumen, memberikan umpan-balik yang berguna bagi perbaikan produk, membantu para konsumen dalam memilih alat-alat, dan memperluas penjualan setiap tahunnya.
Pertama-tama kita akan menguraikan fungsi-fungsi distribusi di dalam saluran, kemudian kita akan membahas peranan kunci dari distribusi fisik di dalam saluran tersebut. Akhirnya, kita juga akan mengulas beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan, apakah akan menggunakan saluran distribusi atau tidak.

Filed Under: Umum
KONSEP SALURAN DISTRIBUSI PEREKONOMIAN INDONESIA
David A. Revzan menggatakan bahwa saluran distribusi merupakan suatu jalu yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Sedangkan definissi lain tentang saluran pemasaran ini dikemukakan oleh The American Marketing Association, yang lebih menekankan banyaknya lembaga yang ada dalam arus barang dan menyatakan bahwa saluran distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, pengecer, melalui sebuah komoditi pasar atau jasa yang dipasarkan.
Definisi saluran distribusi yang bersifat paling luas dikemukakan oleh C. Glenn Walters yang mengatakan bahwa saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar-pasar tertentu.
DEFINISI MANAJEMEN SALURAN
Manajemen saluran adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan pada bebagai keputusan yang berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara fisik atau non fisik guna mencapai tujuan perusahaan dan berada dalam kondisi lingkungan tertentu adlah definisi menurut C.Glen Walters.
Sebuah pendekatan yang beorientasi pada keputusan dapat diartikan bahwa perhatian diarahkan pada pengenbangan kebijaksanaan yang efektif, tidak hanya pada deskripsi tentang bagaimana sebuah saluran beroperasi. Sedangkan pengambilan keputusan menitik beratkan pada ruang lingkup uyang luas tentang masalah manajemen saluran dan bagaimana hubungan dengan masing-masing masalah.
Manajemen saluran dapat dikatakan perantara. Perantar pemasaran merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan di bidang distribusi, dan merka itu adalah:
a. perantara pedagang
b. perantara agen
Keuntungan menggunakan perantara yaitu:
a. mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen.
b. kegiatan distribusinya cukup baik bilaman perantara sudah mempunyai pengalaman.
c. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu,sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.
d. perantara dapat membantu dibidang pengangkutan dengan menyediakan alat transport.
e. perantara dapat membantu menyimpan barang dengan menyediakan fasilitas penyimpanan.
f. perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk dipinjamkan
g. keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara adallah:
- membantu dalam pencarian konsumen
- menbantu dalam kegiatan promosi
- membantu dalam penyedian informasi
- membantu dalam pengepakan dan pembungkusan
- membantu dalam penyotiran
PERANTARA PEDAGANG
perantara pedagang besar ini bertabggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya, diantaranya:
1. pedagang besar
adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali berang-barang kepada pengecer dan pedangang lain dan atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalm volume yang sama kepada konsumen akhir.
2. Pengecer
adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barnag kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.
PERANTARA AGEN
perantar agen beda dengan perantara pedagang karena tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang ditanganinya. Definisi agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan.
Perantara agen digolongkan dalam 2 golongan:
1. agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam pemindahan barang dan jasa. Mereka terbagi dalam bebrapa golongan”
a. agen pengangkutan borongan
b. agen penyimpanan
c. agen pengangkutan khusus
d. agen pembelian dan penjualan
2. agen pelengkap berfungsi melaksanaakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barng dengantujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain :
- jasa pembimbingan/ konsultasi
- jasa finansial
- jasa informasi
- jasa khusus lainnya
Berdasarkan macam jasa , agen pelengkap dapat digolongkan ke dalam:
a. agen yang membantu du bidang keuangan seperti Bank.
b. agen yang membantu mengambil keputusan. Seperti biro iklan, dan lembaga penelitian
c. agen yang menyediakan informasi. Seperti: televisi, dan surat kabar
d. agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan diatas




sumber :

BAB 5 Pengelolaan Produk dan Pengembangan Produk Baru (posting 5)

BAB 5 Pengelolaan Produk dan Pengembangan Produk Baru
  1. Arti produk bagi konsumen
Produk adalah segala sesuatu (meliputi objek benda fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan atau pribadi) yang dapat atau mampu di tawarkan produsen untuk diminta, dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh konsumen untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

2. Konsep tentang barang dan jasa
Setiap produsen menginginkan barang dan jasa yang diproduksi dapat segera sampai ketangan konsumen. Mekanisme yang dilakukan adalah melalui pasar, yakni tempat pertemuan penawaran dan permintaan yang akan menyebabkan terjadinya harga. Pada situasi perekonomian zaman dulu dikenal dengan istilah economics of scarcity dimana saat itu jumlah barang kebutuhan yang dihasilkan masih belum begitu banyak dan jarang (scare) maka setiap barang yang diproduksi selalu terserap di pasar. Peranan pasar pada situasi tersebut adalah sebatas tempat menjual. Situasi demikian ini dikenal dengan istilah seller’s market, artinya pasar milik penjual/ produsen karena setiap barang yang dihasilkan selalu laku terjual. Para penjual berkuasa dan dapat mempermainkan pasar. Adanya revolusi industri di Inggris menimbulkan berbagai penemuan baru dalam teknik produksi yang dapat menghasilkan barang dan jasa secara besar-besaran. Kecenderungan produsen adalah membuat barang sebanyak - banyaknya tanpa memperhatikan konsumen, yang pada gilirannya pasar dibanjiri oleh barang- barang tersebut. Situasi seperti ini dikenal dengan istilah economics of relative plenty yakni barang-barang kebutuhan relatif banyak dibanding dengan konsumen yang memerlukan. Kondisi seperti itu semakin meruncing dan persaingan antar produsen semakin ketat guna mendapatkan bagian pasarnya. Keadaan seperti ini disebut buyer’s market artinya pasar milik konsumen.
3. Pendekatan-pendekatan untuk menggolongkan produk
Salah satu strategi untuk menentukan jadwal produksi adalah membuat penggolongan produk. Pada umumnya penggolongan produk dibagi 3, yaitu:
  1. Fast moving
  2. Medium moving
  3. Slow moving
Penggolongan produk di atas mengacu pada tingkat pergerakan tiap produk yang dievaluasi pada kurun waktu tertentu, misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan evaluasi berkala itu maka kita akan tahu produk-produk apa saja yang frekuensi permintaannya tinggi dalam kurun waktu 6 bulan.
Misalnya rata-rata hasil produksi produk X dalam 6 bulan terakhir adalah 2.000 pcs, produk Y 500 pcs dan produk Z 50 pcs. Dari angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa produk X (fast), produk Y (medium) dan produk Z (slow).
Setelah penggolongan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengurutkan ketersediaan stok ketiga produk tersebut di gudang in proses atau gudang finish good. Produk yang menjadi prioritas produksi adalah yang kuantitas stok dibawah buffer stok yang telah ditetapkan.
Namun demikian jika buffer stok produk x, y dan z sama-sama berada di bawah jumlah buffer yang ditetapkan, kita sebaiknya mendahulukan produk x karena produk tersebut termasuk fast moving.
4. Strategi pemasaran produk konsumen dan produk industrial
Pemasaran Industri berbeda arti dan fungsinya kalau dibandingkan dengan pemasaran konsumsi. Pemasaran ini khusus memperbincangkan langkah-langkah dan strategi yang akan digunakan perusahaan industri untuk memasarkan produk industrinya.
Produk industri artinya adalah produk yang digunakan untuk proses produksi selanjutnya dan belum dapat dikonsumsi .Misalnya bahan baku, komponen-komponen produk industri, mesin-mesin, komponen-komponen mesin dan lain-lain. Sedangkan produk konsumsi adalah produk yang sudah siap untuk dikonsumsi para pembeli.
Selama ini, pemasaran industri sering dianggap sama dengan pemasaran konsumsi. Tetapi kalau kita telusuri lebih dalam ternyata kedua pemasaran ini mempunyai perbedaan tertentu, terutama didalam strategi pemasaran. Pemasaran industri sifatnya dinamis dan penuh dengan tantangan. Oleh karena itu, negara-negara maju sangat mengharapkan tenaga-tenaga ahli pemasaran industri yang ahli dan ulet untuk menghadapi persaingan di pasar.
Inti perbedaanya adalah :
- Industrial products : bring products to customer (personal selling is the key)
- Consumer product : bring customer to product (advertising is the key)

Industrial Marketing
Consumers Goods Marketing
Product
More technical in nature; exact form often variable;accompanying services very important
Standarized form; service important but less so
Price
Competitive bidding for unique items; list price for standard items
List price
Promotion
Emphasis on personal selling
Emphasis on advertising
Distribution
Shorter, more direct channels to market
Passes through a number of intermediate link in route to consumer
Customer relation
More enduring and complex
Less frequent contact; relationship of shorter duration
6. Pengelolaan produk melalui daur hidup produk
Perkembangan teknologi dan perkembangan kebutuhan manusia atas berbagai jenis barang dan jasa selalu mengakibatkan perkembangan atas jumlah dan barang dan jasa yang memasuki pasar.Perkembangn jumlah dan jenis barang atau jasa ini juga diikuti oleh perkembangn manfaat atau kegunaan yang ditunjukan oleh semakin beraneka ragamnya barang dan jasa tesebut.
Barang – barang dan jasa – jasa sepuluh tahun yang lalu masih merupakanbarang yang paling baik , paling berguna dan paling mutakhir ,sebagian beasr padasaat ini sudah menjadi barang – barang biasa , barang – barang tua ,atau barang –barang yang dipandang ketinggalan zaman .Ini adalah salah
satu hal yangmebutuhkan perhatian para pengelolaperusahaan – perusahaan pengolahan .Denganperubahan – perubahan tersebut maka untuk tetap bertahan saja ,dan belum menjadiunggul dan bukan yang paling mutakhir ,setiap barang dan jasa haruslah selaluberkembang
Perkembangan ini tentu saja akan semakin dibutuhkan apabila barang – barangdan jasa – jasa yang bersangkutan diinginkan untuk tetap unggul dipasar.Ini berartibahwa persoalan utama yang harus selalu diperhatikan adalah bahwa setiapperusahaan harus selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru,meninggalkan barang – barang yang sudah lama dan sudah ketinggalan zaman,ataupun memperbaiki dan menyempurnakan barang – barang dan jasa – jasa yang saat ini sedang dipasarkan .Tentu saja keberhasilan suatu perusahaan untuk melaksanakan hal – hal tersebut bergantung pada perncanaan dan pelaksanaan.
Selanjutnya dengan adanya daur hidup ( life cycle ) barang dan jasa dimanapada saatnya setiap barang dan jasa akan mengalami masa kedewasaan dan kemudiankemerosatan dipasar ,maka cara operasi dan produksi haruslah tetap berkembanguntuk dapat bertahan.Artinya bahwa setiap tahap pada daur hidupbarang dan jasatidak boleh lepas dari perencanaan ,pengorganisasian ,penelaahan ,dan pengawasanatau pengendaliaan .
Tahap – tahap daur hidup suatu produk adalah sebagai berikut :
1.Perencanaan barang ( planning )
2.Pengenalan ( introduction )
3.Pertumbuhan ( growth )
4.Kematangan ( maturity )
5.Kemerosotan ( decline )
7. Pengelolaan bauran produk
Bauran produk adalah sejumlah item produk yang di tawarkan penjual kepada pembeli.dapat juga dikatakan bahwa bauran produk adalah sekumpulan line produk yang di kelola oleh sebuah perusahaan (dengan catatan bahwa perusahaan memiliki beberapa line produk).
Kalau perusahaan memiliki beberapa line produk, maka manajemen bauran produk berada dibawah direktur pemasaran atau manajer umum pemasaran. Di bawahnya ada manajer line produk , dibawahnya lagi ada manajer produk ataupun manajer merek.
Seorag direktur pemasaran perlu memahami luas, panjang, kedalaman, konsistensi bauran pemasaran
  • Lebar (breadth) dari produk mix adalah banyaknya jajaran produk yang dihasilkan dan di jual kepasar
  • Dalam (Depth) dari produk mix adalah banyak variasi produk pada masing-masing jajaran produk
  • Panjang (length) dari produk mix adalah jumlah keseluruhan unsure produk yang ditawarkan. Rata rata panjang dari produk mix adalah jumlah unsure produk dibagi dengan jumlah lebar dari produk mix.
  • Konsistensi
Keempat dimensi bauran produk memberikan alternative strategi berkenaan dengan pengelolaan bauran produk. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang pasar.beberapa strategiprodukk mix adalah
  • Ekstensif dengan jajaran penuh
  • Intensif dengan jajaran terbatas
  • Jajaran produk yang selektif
  • Perusahaan produk tunggal
Perusahaan dapat meningkatkan bisnis dengan empat cara yaitu
  • Menambah line produk baru
  • Memperpanjang setiap line produk
  • Menambah variasi unruk setiap line produk/ menambah kedalaman line produk
8. Mengapa pengembangan produk baru?
Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yan g diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut.
Penciptaan produk baru ini meliputi 3 hal
- produk yang sama sekali baru
- perubahan desain (redesaign) dan
- pembungkusan (packaging)
Strategi pengembangan produk baru dalam hal ini ada dua cara yang dapat ditempuh
  1. membeli suatu perusahaan atau suatu hak paten ataupun lisensi
  2. mengembangan produk baru
Dalam hal ini akan kita pusatkan pada cara kedua yaitu mengambangkan produk baru. Produk baru dapat diartikan sebagai berikut :
- produk asli yaitu betul-betul produk baru
- produk yang disempurnakan
- produk yang dimodifikasi
- produk dengan merk baru
9. Pengertian produk baru
Menurut Simamora dalam Sinta (2004), produk baru merupakan barang dan jasa yang pada dasarnya berbeda dari yang telah dipasarkan sebelumnya oleh perusahaan. Pengembangan produk baru (new product development) adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya ke dalam tambahan lini produk  yang berhasil secara komersial.
Produk baru mencakup dari produk baru di dunia (new-to-the-world products) yang menciptakan pasar yang baru, pengembangan minor pada produk, maupun revisi pada produk yang ada (Kotler, 2009). Booz, Allen & Hamilton dalam Kotler (2000) mengidentifikasi bahwa terdapat enam kategori produk baru, yaitu:
(1) produk baru dengan penciptaan pasar yang baru (new to the world products),
(2) produk baru dengan pertama kali memasuki pasar yang sudah ada untuk produk semacam (new product lines),
(3) produk baru hasil modifikasi produk lama (additions to existing product lines),
(4) produk baru untuk menggantikan produk yang ada untuk meningkatkan kinerja dan nilai (improvements and revisions to existing products),
(5) produk yang ada yang ditargetkan untuk pasar baru atau segmen baru (repositionings),
(6) produk baru dengan harga lebih rendah (cost reductions).
Menurut Cooper (2001), dua kategori produk baru yang paling populer di kalangan perusahaan adalah lini produk baru (new product lines) dan perbaikan pada produk yang sudah ada (improvements in revisions to existing products). Produk yang baru bagi dunia (new products to the world) dan lini produk baru bagi perusahaan (new product lines) hanya berkontribusi 30% dari semua produk yang dipasarkan, tetapi merepresentasikan 60% sebagai produk yang dipandang paling berhasil.
10. Pengendalian pengembangan produk
Di era globalisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perilaku
bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh
terhadap pengembangan produk dan kualitas produk. Dalam dunia industri,
pengembangan produk dan pengendalian mutu atau kualitas produk yang
dihasilkan merupakan faktor terpenting yang membawa keberhasilan bisnis,
dan peningkatan posisi bersaing. Perhatian penuh terhadap kualitas akan
memberikan dampak langsung kepada perusahaan yang berupa kepuasan
Industri yang menghasilkan barang dan jasa harus dapat menghasilkan
suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Suatu prinsip utama
pembelian adalah makin meningkatkan dominasi (penguasaan) pasar nasional
dan internasional. Pembeli, baik itu konsumen individual, perusahaan industri,
atau badan pemerintah, sekarang semakin menekankan  kepuasan pelanggan
yang mereka cari untuk barang yang mereka bayar, dengan konsentrasi baru
pada ekonomi produk dan jasa terbaik, keamanan, kemampuan untuk melayani
dan keterandalan. Kehati-hatian dalam membeli semakin meningkat,
khususnya untuk perusahaan-perusahaan industri dan terlebih lagi untuk para
konsumen
Tinggi rendahnya kepuasan konsumen disebabkan oleh  dua faktor
utama yaitu faktor intern dan ekstern perusahaan. Faktor intern perusahaan
antara lain turunnya kualitas produk, pengembangan  produk, pelayanan
konsumen dan sebagainya sehingga konsumen mengalami kejenuhan atau
turunnya nilai produk di pasaran. Faktor ekstern terjadi karena di luar
jangkauan seperti adanya perubahan selera konsumen, kebijaksanaan
pemerintah, munculnya barang pengganti dan masuknya pesaing baru.
Setiap usaha dalam persaingan tinggi selalu berkompetisi dengan
industri yang sejenis. Agar bisa memenangkan kompetisi, pelaku
bisnis harus memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk.
Perhatian pada kualitas memberikan dampak positif kepada bisnis
melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya –biaya produksi dan
dampak terhadap pendapatan (Gaspersz, 2005:3)
.
Pengembangan produk dan pengendalian kualitas yang  dilakukan di
perusahaan meliputi pengembangan industri tersebut  untuk lebih maju tidak
hanya memproduksi atau membuat satu produk saja akan tetapi juga akan
merilis memproduksi produk-produk lainya. Serta pengendalian kualitas
terhadap bahan baku, pengendalian kualitas selama proses produksi dan
pengendalian kualitas hasil akhir.
Pengendalian kualitas merupakan teknik dan manajemen, mengukur
karakteristik kualitas dari output (barang dan jasa) kemudian membandingkan
hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pengguna,
serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan
antara performasi aktual dan standar. Dalam mengendalikan proses kita
berusaha menyelidiki dengan cepat bila terjadi gangguan proses dan tindakan
pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak 3
sesuai (cacat), dan semua ini dilakukan agar kepuasan konsumen terpenuhi
serta tidak terkecuali bagi perusahaan agar dapat memprediksi anggaran dasar
perusahaan.
Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan
produk yang memiliki derajat konformasi yang tinggi terhadap standar-standar
sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin terjadi. Dampak terhadap
peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan  penjualan atas produk
yang berkualitas yang berharga tinggi.
Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan laba terutama dari
kegiatan operasinya. Oleh karena itu, manajer perusahaan dalam mengambil
keputusan-keputusannya ditujukan untuk meningkatkan laba. Strategi bisnis
untuk meningkatkan keunggulan bersaing dapat dilakukan melalui usaha
peningkatan kualitas.
Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi akan
mempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya dalam menguasai
pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai  superioritas kualitas.
Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas
tinggi, harga rendah, proses dan pengiriman dapat tepat waktu. Proses
produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk yang bebas
dari kerusakan. Hal ini dapat menghindarkan adanya  pemborosan dan
inefisensi sehingga biaya produksi per unit dappat ditekan dan harga produk
dapat menjadi lebih kompetitif. 4
Langkah dalam pelaksanaan pengendalian kualitas adalah menentukan
perencanaan yang tepat sebelum produksi, ditambah dengan realitas
standarisasi produk, terutama dalam peningkatan kualitas. Terdapat hubungan
erat antara kualitas produk, kepuasan pelanggan atau konsumen dan
profatibilitas perusahaan.
Semakin tinggi kualitas semakin tinggi kepuasan pelanggan dan
sebaliknya semakin rendah kealitas semkian rendah kepuasan
pelanggan dan dalam hal ini mendukung harga lebih tinggi, serta
biaya lebih rendah. Oleh karena itu program peningkatan kualitas atau
QIPs (Quality Improvement Programs) biasanya meningkatkan
profitabilitas perusahaan (Philip Kotler, 2008:67).
Dengan demikian apabila suatu perusahaan hendak menentukan
kualitas suatu produk atau membuat produk yang berkualitas tinggi maka
harus memperhatikan 3 faktor yaitu biaya produksi,  fungsi produksi, dan
wujud luar produk. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada
harga jual produk menjadi mahal. Fungsi produksi yang bermutu adalah yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sehingga produk dapat difungsikan
secara maksimal oleh konsumen. Wujud luar atau model atau kemasan produk
sangat mempengaruhi keputusan konsumen sebelum mereka memakai produk
tersebut.
Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk
yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dispesifikasikan atau ditetapkan, guna meningkatkan kepuasan
pelanggan internal maupun eksternal (Gaspersz, 2005:5).
Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas tersebut, tampak bahwa
kualitas selalu berfokus pada pelanggan  (customer focused guality). Kualitas
dalam pengendalian proses statistik adalah bagaimana baiknya suatu output 5
(barang dan jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh
bagian desain dari perusahaan tersebut.








sumber:
scribd.com › Business/Law › Marketing
http://lydia14211185.wordpress.com/2011/12/01/pengelolaan-produk-dan-pengembangan-produk-baru/
http://www.scribd.com/doc/32519711/PENGELOLAAN-DAN-PENGEMBANGAN-PRODUK-BARU