JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua
Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengapresiasi banyaknya gelar kehormatan
yang dimiliki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, ia berharap
penghargaan-penghargaan itu bisa digunakan untuk memberikan manfaat kepada
rakyat Indonesia.
"Namun, apa arti gelar dan penghargaan tersebut bagi rakyat Indonesia?
Sebab, bagi pemimpin negara, yang terpenting adalah apa yang dicapai dan apa
yang diwariskan bagi rakyat," kata Fadli, dalam rilis yang diterima Kompas.com,
Rabu (8/5/2013) siang.
Menurut Fadli, di antara PresidenRI, SBY merupakan Presiden yang
paling banyak menerima gelar atau penghargaan. Selama sembilan tahun memimpin Indonesia, SBY
sudah memperoleh tujuh gelar Doktor Honoris Causa. Presiden kedua RI, Soeharto,
sebenarnya banyak mendapat tawaran memperoleh gelar Doktor Honoris Causa selama
32 tahun memimpin Indonesia.
Akan tetapi, kata dia, Soeharto tak pernah bersedia.
Fadli mencontohkan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev yang menerima hadiah
Nobel dan banyak penghargaan dunia. Meski begitu, sosok Gorbachev tetap tak
dihargai rakyatnya, dan Uni Soviet mengalami disintegrasi.
Untuk diketahui, Presiden SBY akan menerima penghargaan World Statesman Award
dari Appeal of Conscience Foundation, sebuah organisasi yang mempromosikan
perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antar-kepercayaan. Rencananya,
anugerah ini akan diberikan 30 Mei mendatang di New York, Amerika Serikat. Anugerah World
Statesman Award tersebut diberikan bagi mereka yang berhasil membangun
perdamaian, demokrasi, dan toleransi.
"Bagi seorang pemimpin negara, yang utama harus didapat adalah penghargaan
dari rakyat. Jangan sampai dunia internasional memberikan penghargaan namun
rakyat sendiri justru menilai sebaliknya," ujar Fadli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar