Rabu, 08 Mei 2013

Tertipu Lowongan Pekerjaan Mengelem Tali Teh Celup

REP | 02 August 2012 | 06:36



Waktu masih menunjukkan pukul 10:00. Kamis, 2 Agustus 2012, karena penasaran dengan iklan di Pos Kota, saya mengantar tetangga saya datang ke PT. Hadena yang berlokasi di Ciputat. Ruko tiga lantai itu tampak biasa saja. Begitu masuk, kami langsung disambut dengan karyawan mereka yang mempersilakan kami duduk. Laki-laki yang menjadi karyawan itu bertanya dari mana tetangga saya mengetahui berita lowongan pekerjaan tersebut. Tetangga saya pun mengungkapkan bahwa dia mengetahui beritanya dari koran Pos Kota.
Iklan yang terdapat di koran tersebut begitu menggiurkan. Pekerjaan tersebut adalah mengelem tali teh celup sebanyak 200 buah. Upah yang ditawrkan sebesar Rp70.000,00. Syaratnya hanya dengan mendaftar Rp5000,00 dan memberikan foto kopi KTP.
Mencari pekerjaan dan penghasilan tambahan di Jakarta bukanlah hal yang mudah. Saat membaca di iklan, pekerjaan ini dirasa mudah, dapat dilakukan di rumah oleh ibu rumah tangga. Hitung-hitung iseng dengan memanfaatkan waktu luang kemudian menghasilkan.
Membaca iklan tersebut, tetangga saya meng-sms kontak yang tertera di iklan. Dia menanyakan usia dan alamat tempat tinggal. Setelah dijawab, dia pun membalas alamat PT. HADENA dan menjelaskan pekerjaannya singkat. Pengirim sms tersebut yang bernama ANA memberitahu singkat tentang pekerjaan itu. Pekerjaan mengelem tali teh celup ini, bahan dan lemnya akan disediakan, tetapi diambil sendiri. Pekerjaan bebas, tidak ada target, serta boleh dipulangkan kapan saja. Upah akan langsung dibayar.
Setelah tetangga saya membayar RP5000,00, kami disuruh naik ke atas untuk mengetahui prosedurnya lebih lanjut. Karyawan laki-laki itu menanyakan iklan di koran itu atas nama siapa, katanya orang yang bersangkutan yaitu ANA akan mendapatkan poin karena dia berhasil membawa satu orang yaitu tetangga saya.
Kami naik ke atas. Di ruangan kecil itu tidak terlihat aktivitas kerja yang berarti. Ada tiga orang karyawan di sana duduk-duduk tidak mengerjakan apa-apa. Kami dipersilakan duduk dan Karyawan selanjutnya yang kami temui menjelaskan prosedur pekerjaannya. Akhirnya kami merasa ada yang tidak beres.
Sebelum mengelem kotak tersebut ternyata kami harus menjadi anggota dulu dan membayar Rp250.000,00. Kemudian dia menjanjikan gaji bulanan jika aktif sebagai anggota. Keaktifan yang dia maksud adalah mengajak orang sebanyak-banyaknya untuk bergabung juga. Selain itu, bisa juga mempublikasikan lewat iklan di koran mengenai pekerjaan ini.
Saya juga sempat menanyakan produknya seperti apa, kantornya berapa banyak. Jawaban karyawan tersebut semakin lama nadanya semakin tinggi. Raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaan dirinya melilhat saya yang bertanya-tanya. Karena tetangga saya tidak punya uang, maka kami pun pergi. Dia membekali kami amplop yang isinya brosur tentang mereka.
“Ini, Tante, namanya penipuan,” ungkap saya geregetan. Kemudian tetangga saya membayangkan jika mereka nanti punya uang dan menjadi anggota bagaimana. Lalu, saya pun penasaran dan mencari-cari informasi di google. Ternyata benar penipuan. Kalau seandainya, tetangga saya membayar RP250.000,00 lalu mengerjakan pekerjaan mengelem teh celup itu. Ketika kembali ternyata mereka tidak akan memberikan Rp70.000,00 seperti yang dijanjikan. Mereka hanya membayar Rp30.000,00. Lalu, sisanya yang Rp40.000,00? Mereka akan memaksa kita membeli produk mereka yaitu teh celupnya. Jika ingin mengambil kembali mengelem teh celup tersebut bagaimana? Mereka akan mengharuskan kalian membawa satu orang dahulu menjadi anggota. Ini namanya MLM terselubung.
Hati-hati terhadap iklan-iklan yang menjanjikan pekerjaan begitu mudahnya macam ini. Saya membayangkan kalau dalam satu hari ada 10 orang tertipu. Artinya mereka dapat mengeruk keuntungan Rp50.000,00 dalam sehari. Kalau seminggu? Lalu, sebulan? Astaga… Padahal, bisa jadi yang datang ke sana adalah mereka yang dari kalangan menengah atau menengah ke bawah. Berharap mendapatkan uang sampingan untuk tambahan pemasukan.
Semoga tidak ada lagi ibu rumah tangga yang tertipu atau orang lain yang berasal dari kalangan menengah dan menengah ke bawah. Mereka datang dengan penuh harapan mendapatkan pekerjaan sampingan. Akan tetapi, harapan tersebut ternyata sia-sia belaka. Memang bukan hal tidak mungkin ada pekerjaan semudah itu di Jakarta. Namun, sebelumnya, perlulah mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mencegah hal macam ini terjadi pada Anda.


Sumber :


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar